Pendaki Indonesia Taklukan Gunung Tertinggi di Rusia
Kolom Warta. Puncak Gunung Elbrus di Rusia berhasil ditaklukkan oleh tiga pendaki
asal Indonesia, diantaranya Faldi Riswandi, Riza Husin dan Riki
Andriansyah. Gunung Elbrus adalah gunung tertinggi di Eropa.
Dikatakan oleh Enjay Diana, selaku Sekretaris Pertama Fungsi Pensosbud KBRI Moskow, para pendaki itu mengenakan songket Sriwijaya pada ketika sampai di puncak pada tanggal 14-15 Agustus.
Dengan tema Songket Sriwijaya Menyapa Eropa itu, pendakian ini sekaligus dalam rangka mempromosikan Asian Games 2018 dan peringatan HUT Ke-73 RI di Rusia.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus M Wahid Supriyadi memberikan ucapan selamat kepada pendaki Indonesia atas keberhasilannya yang telah membawa nama baik Indonesia.
“Kesuksesan ini merupakan hasil dari usaha yang kuat. Mencapai puncak Elbrus tidaklah mudah. Selain jalur yang sulit karena salju, cuaca dan suhu dingin juga sangat berpengaruh pada perjalanan,” ujar Dubes Wahid saat bertemu ketiga pendaki di acara perayaan Hari Ulang Tahun Ke-73 Kemerdekaan RI di KBRI Moskow, Rusia, Jumat (17/8).
Ketiga pendaki tersebut adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Palembang, Sumatera Selatan yang tergabung dalam Mapala Alfedya.
Pada Selasa (7/8) mereka tiba di Moskow lalu melanjutkan ke Mineralny Vody dan kemudian ke Terskol pada Kamis (9/8). Sebelum memulai pendakian, ketiganya melakukan aklimatisasi pada hari senin (13/8).
Menurut salah satu pendaki, Fadly, sebelum menaklukan puncak tertinggi Elbruss, mereka melakukan tiga kali aklimatisasi (penyesuaian lingkungan) ke puncak gunung yang berbeda yaitu Gunung Cheget (3.100 mdpl), Gunung Azau (3.700 mdpl) dan Gunung Pastukhov Rocks (4.500 mdpl).
Dalam perjalanan, mereka sempat mengalami mountain sickness. Hal ini dikarenakan jalur pendakian yang tidak mudah, berselimut salju abadi, suhu udara yang dingin hingga minus 11 derajat Celcius, namun tidak mematahkan semangat untuk mencapai puncak Elbrus.
“Summit attack (perjalanan menuju puncak) kami mulai lakukan Selasa (14/8) sekitar dini hari dan mencapai puncak Elbrus pada Rabu pagi harinya,” ujar Faldi sambil mengenang perjuangannya.
Sementara itu, pada awal pelaksanaan ekspedisi ini ,Riza mengatakan Mapala Alfedya sangat memimpikan untuk mencapai atap Eropa melalui puncak Elbrus yang merupakan salah satu puncak gunung tertinggi di dunia.
Ketiga pendaki ini sebelumnya pada tahun 2017, telah sukses membawa songket khas Palembang ke salah satu puncak dunia yaitu Gunung Cartensz Pyramid di Papua, Indonesia. Target yang mereka rencanakan pada tahun 2019 ke depan, mereka berangan-angan untuk membawa songket Sriwijaya ke puncak Gunung Kilimanjaro di Afrika dan Aconcagua di Argentina.
Pada hari Sabtu (18/8), Faldi, Riza dan Riki kembali ke Indonesia. Sementara HUT Ke-73 Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus mereka rayakan di KBRI Moskow bersama WNI di Rusia.
Dikatakan oleh Enjay Diana, selaku Sekretaris Pertama Fungsi Pensosbud KBRI Moskow, para pendaki itu mengenakan songket Sriwijaya pada ketika sampai di puncak pada tanggal 14-15 Agustus.
Dengan tema Songket Sriwijaya Menyapa Eropa itu, pendakian ini sekaligus dalam rangka mempromosikan Asian Games 2018 dan peringatan HUT Ke-73 RI di Rusia.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus M Wahid Supriyadi memberikan ucapan selamat kepada pendaki Indonesia atas keberhasilannya yang telah membawa nama baik Indonesia.
“Kesuksesan ini merupakan hasil dari usaha yang kuat. Mencapai puncak Elbrus tidaklah mudah. Selain jalur yang sulit karena salju, cuaca dan suhu dingin juga sangat berpengaruh pada perjalanan,” ujar Dubes Wahid saat bertemu ketiga pendaki di acara perayaan Hari Ulang Tahun Ke-73 Kemerdekaan RI di KBRI Moskow, Rusia, Jumat (17/8).
Ketiga pendaki tersebut adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Palembang, Sumatera Selatan yang tergabung dalam Mapala Alfedya.
Pada Selasa (7/8) mereka tiba di Moskow lalu melanjutkan ke Mineralny Vody dan kemudian ke Terskol pada Kamis (9/8). Sebelum memulai pendakian, ketiganya melakukan aklimatisasi pada hari senin (13/8).
Menurut salah satu pendaki, Fadly, sebelum menaklukan puncak tertinggi Elbruss, mereka melakukan tiga kali aklimatisasi (penyesuaian lingkungan) ke puncak gunung yang berbeda yaitu Gunung Cheget (3.100 mdpl), Gunung Azau (3.700 mdpl) dan Gunung Pastukhov Rocks (4.500 mdpl).
Dalam perjalanan, mereka sempat mengalami mountain sickness. Hal ini dikarenakan jalur pendakian yang tidak mudah, berselimut salju abadi, suhu udara yang dingin hingga minus 11 derajat Celcius, namun tidak mematahkan semangat untuk mencapai puncak Elbrus.
“Summit attack (perjalanan menuju puncak) kami mulai lakukan Selasa (14/8) sekitar dini hari dan mencapai puncak Elbrus pada Rabu pagi harinya,” ujar Faldi sambil mengenang perjuangannya.
Sementara itu, pada awal pelaksanaan ekspedisi ini ,Riza mengatakan Mapala Alfedya sangat memimpikan untuk mencapai atap Eropa melalui puncak Elbrus yang merupakan salah satu puncak gunung tertinggi di dunia.
Ketiga pendaki ini sebelumnya pada tahun 2017, telah sukses membawa songket khas Palembang ke salah satu puncak dunia yaitu Gunung Cartensz Pyramid di Papua, Indonesia. Target yang mereka rencanakan pada tahun 2019 ke depan, mereka berangan-angan untuk membawa songket Sriwijaya ke puncak Gunung Kilimanjaro di Afrika dan Aconcagua di Argentina.
Pada hari Sabtu (18/8), Faldi, Riza dan Riki kembali ke Indonesia. Sementara HUT Ke-73 Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus mereka rayakan di KBRI Moskow bersama WNI di Rusia.
Komentar
Posting Komentar